Selasa, 27 Januari 2009

USAHA MIKRO KECIL
Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranannya secara optimal dalam perekonomian nasional. Hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa UMK masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, teknologi serta iklim usaha yang belum mendukung bagi perkembangannya. Dihadapkan pada era perdagangan bebas dalam rangka mengantisipasi keterbukaan perekonomian dunia, baik pada tingkat regional maupun internasional, usaha kecil dituntut menjadi tangguh dan mandiri agar mampu bersaing dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif. BPR Rama Ganda merupakan salah satu BPR yang beroperasi di Kotamadya Bogor sejak tahun 1994. BPR Rama Ganda memiliki potensi pasar yang baik karena lokasinya berdekatan dengan pasar milik pemerintah daerah Bogor dan berdekatan dengan pedesaan yang penduduknya berdagang hasil bumi dan sembako. Perputaran usaha cepat karena kredit perdagangan, termasuk perdagangan sembako, memiliki perputaran cepat bila dibandingkan usaha di bidang pertanian. Pemasaran kredit yang diberikan BPR RG tidak hanya terpusat di Kotamadya Bogor dan sekitarnya saja, namun dikembangkan sampai ke daerah Citeureup, Gunung Putri, Jonggol, Ciawi, Cisarua dan Cigombong dimana sebagian besar nasabah bergerak di bidang UMK. Melihat peluang tersebut PT. BPR RG bermaksud untuk melakukan perluasan usaha dengan mendirikan kantor cabang di Kabupaten Bogor terutama di daerah Citeureup. Pihak manajemen beranggapan bahwa Kabupaten Bogor memiliki potensi untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan untuk meningkatkan pelayanan nasabah yang sudah ada. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Menganalisis prospek pasar bagi perusahaan di Kabupaten Bogor (2) Menganalisis faktor pendukung yang diperlukan ditinjau dari segi legal, teknis dan SDM dalam pendirian kantor cabang di Citeureup (3) Menganalisis kelayakan finansial dengan didirikannya kantor cabang BPR RG di Citeureup. Penelitian ini merupakan studi kasus, dan pada dasarnya bersifat deskriptif tentang kelayakan pendirian kantor cabang Bank Perkreditan Rakyat dengan informasi yang bersumber dari internal maupun eksternal, baik berupa data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan pihak manajemen BPR Rama Ganda meliputi aspek bisnis, aspek teknis dan aspek keuangan. Untuk aspek keuangan menyangkut informasi keuangan seperti laporan keuangan, rencana target penghimpunan dan penyaluran dana, jumlah simpanan maupun pinjaman. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti BPS dan BAPPEDA Kabupaten Bogor serta melalui studi pustaka. Data yang digunakan berupa data yang berkaitan dengan demografi, ekonomi wilayah, jumlah dan pertumbuhan kelembagaan dan data perbankan. Mekanisme pengolahan dan analisis data adalah sebagai berikut: (1) Menilai aspek pasar dilakukan dengan mengkaji potensi daerah dengan melihat aspek demografi, ekonomi wilayah, tingkat persaingan dan potensi simpanan maupun pinjaman dari daerah calon kantor cabang dengan menyajikan data-data secara kuantitatif maupun kualitatif (2) Menganalisis aspek legal dengan menyajikan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Peraturan Perundangan dalam mendirikan Kantor Cabang BPR; menganalisis aspek teknis dengan menyajikan informasi yang berkaitan dengan penentuan lokasi dan letak pendirian proyek serta peralatan yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan operasional; dan menganalisis aspek SDM dengan menyajikan informasi yang berkaitan dengan jumlah serta kualifikasi sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional (3) Menganalisis kelayakan finansial dengan metode payback period, Net Present Value dan Internal Rate of Return. Berdasarkan hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan, maka terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan, yaitu : (1) Prospek pasar perbankan di Kabupaten Bogor memiliki potensi untuk terus berkembang. Hal ini terlihat dari pola pertumbuhan kredit yang mampu disalurkan pihak perbankan di Kabupaten Bogor selama beberapa tahun terakhir terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan kredit ini mempunyai korelasi positif dengan tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor. Demikian pula halnya dengan potensi penghimpunan dana masyarakat di bank dalam bentuk simpanan, dimana berdasarkan data jumlah simpanan masyarakat pada pihak perbankan terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Ditinjau dari aspek pasar, pendirian kantor cabang BPR Rama Ganda di Kabupaten Bogor adalah layak. (2) Ditinjau dari segi legal, dalam mendirikan kantor cabang yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia dapat dikatakan layak dengan syarat BPR Rama Ganda harus terus dapat mempertahankan tingkat kesehatan bank pada posisi penilaian yang tergolong sehat dan juga mempertahankan tingkat CAR agar selalu diatas 15 persen. Aspek teknis yang diperlukan agar kantor cabang dapat melakukan kegiatan operasional adalah : gedung kantor cabang, peralatan kantor, fasilitas kantor, mebeler dan kendaraan bermotor. Sedangkan untuk sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengoperasikan kantor cabang adalah : 1 orang kepala cabang, 1 orang kepala bagian kredit, 1 orang kepala bagian dana, 1 orang kasir, 1 orang bagian pembukuan dan administrasi serta 5 orang marketing / kolektor. (3) Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial, maka pendirian kantor cabang BPR Rama Ganda di Citeureup Kabupaten Bogor adalah layak karena :NPV positif sebesar Rp. 226.067.000,- dengan asumsi cost of capital untuk sumber dana kombinasi antara dana sendiri dan dana pihak lain sebesar 17 persen pertahun (WACC); IRR sebesar 30 persen yang menggambarkan tingkat keuntungan yang diproyeksikan akan diperoleh perusahaan dari investasi yang dilakukan, masih lebih tinggi dari cost of capital nya; Payback period atau lama periode pengembalian investasi adalah selama 2 Tahun 6 Bulan, sesuai dengan keinginan para pemegang saham BPR Rama Ganda yang menghendaki pengembalian investasi sebelum tahun ke tiga. Berdasarkan perhitungan sensitivitas dengan dua skenario dimana pada skenario pertama diasumsikan target pendapatan hanya tercapai 90 persen dari target awal dan pada skenario kedua diasumsikan terjadi peningkatan biaya sebesar 10 persen dari proyeksi semula, pendirian kantor cabang tetap layak dilakukan karena NPV masih tetap positif, IRR masih lebih tinggi dari WACC dan payback period masih dalam batas toleransi yang diinginkan para pemegang saham BPR Rama Ganda. Beberapa saran yang direkomendasikan kepada manajemen adalah (1) Para pemegang saham sesegera mungkin menyetorkan modal dasar perseroan yang wajib disetorkan
****KEUANGAN SYARIAH
Lembaga keuangan syariah kembali membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis keuangan yang melanda dunia. Sementara bank-bank konvensional di seluruh dunia bangkrut atau merugi hingga lebih dari 400 milyar dollar akibat krisis di sektor kreditnya, industri perbankan syariah menunjukkan kebalikannya.
Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap memberikan keuntungan, kenyamanan dan keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana yang mempercayakan uangnya didepositkan di bank-bank syariah.
Di tengah krisis keuangan global, industri keuangan syariah malah mengalami pertumbuhan sebesar 1 triliun dollar dan dipekirakan akan terus berkembang meliputi investor-investor non-Muslim.
Para investor yang trauma akibat krisis keuangan bisa lebih nyaman jika menanamkan investasinya di lembaga-lembaga keuangan syariah, yang menerapkan peraturan ketat berdasarkan hukum Islam dalam memberikan pinjaman. Sistem keuangan berbasis syariah mensyaratkan untuk mengambil keuntungan hanya dari investasi-investasi yang dilakukan secara etis dan bertanggunggung dari sisi sosial. Sistem ekonomi syariah, melarang mengambil keuntungan dari sistem riba, seperti sistem bunga yang diterapkan bank-bank konvensional dan melarang mengambil keuntungan dari investasi-investasi haram seperti perjudian, pornografi dan bisnis babi.
Krisis ini merupakan titik balik bagi sistem pinjaman konservatif yang sudah usang. Kondisi pasar global sekarang ini memberikan kesempatan yang besar bagi lembaga keuangan Islami untuk menunjukkan apa yang bisa dilakukannya-untuk mengisi gap likuiditas yang terjadi,
Asian Development Bank (ADB) mempekirakan, asset-asset lembaga keuangan islami secara global mencapai 1 triliun dollar dengan angka pertumbuhan per tahun sebesar 10 sampai 15 persen. Perkiraan ini bisa lebih tinggi, karena perkembangan pesat industri keuangan Islami telah menarik minat perusahaan-perusahaan dari luar Timur Tengah.
Para analis keuangan sudah banyak yang mengakui bahwa industri keuangan Islami menerapkan sistem yang berbeda yang membuat resikonya relatif kecil. Meski ada juga sejumlah analis yang meragukan keamanan sistem keuangan berbasis syariah. Mereka mengatakan, para komentator terlalu bersemangat dalam mempromosikan keunggulan-keunggulan sistem keuangan Islami sebagai produk yang aman..
Sementara sejumlah analis masih memperdebatkan soal keamanan sistem keuangan Islami, banyak pula yang mengakui bahwa industri keuangan Islami kini mulai dilirik banyak orang yang sudah kehilangan kepercayaan dengan sistem keuangan kapitalis.Jika bank-bank Islami menunjukkan langkah maju, maka sistem keuangan Islami akan menjadi daya tarik,.
SUKUK KEUANGAN
Krisis keuangan di Barat menyebabkan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia kehilangan kepercayaan dengan sistem pinjaman konvensional. Mereka kini mulai mengalihkan perhatian ke lembaga-lembaga keuangan Islami di kawasan Teluk untuk mengamankan dana-dana mereka. Dan yang menjadi daya tarik perusahaan-perusahaan Barat itu adalah sukuk, surat obligasi negara syariah.

Menurut Miller, perusahaan-perusahaan dari berbagai belahan dunia mau melakukan apa saja agar bisa mendapatkan akses ke negara-negara petrodollar, termasuk mekonfigurasi ulang transaksi-transaksi untuk menghindari agar asset dan struktur mereka tidak dianggap bertentangan dengan konsep syariah.
”Mereka yang mengatur hal itu sedang mellihat apakah mereka bisa merekstrukturisasi kesepakatan-kesepakatan mereka ke dalam kesepakatan-kesepakatan yang berbasis syariah. Mereka juga sedang melihat apakah bisa membuat sebuah peluang investasi atau apapun itu, yang paralel dengan konsep syariah,” papar Miller.
Perkembangan baru ini terjadi seiring dengan makin maraknya pasar sukuk. Situs Arabianbusiness menyebutkan, meski tahun 2008 mengalami perlambatan, sampai tahun ini, surat obligasi negara syariah mengalami perkembangan yang cukup pesar di pasar surat berharga di seluruh dunia. Nilai sukuk meningkat dua kali lipat setiap tahunnya sejak tahun 2004. Pada akhir tahun 2007, nilai sukuk bahkan mencapai 90 milyar dollar di seluruh dunia dan posisinya sebagai pilar penting dari sistem keuangan Islami tidak perlu dipertanyakan lagi.
Minat yang besar perusahaan-perusahaan Barat pada sukuk sebagai alternatif pembiayaan , apalagi setelah krisis keuangan yang terjadi saat ini, diakui oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, Surin Pitsuwan.